Phishing adalah salah satu bentuk serangan siber paling umum dan efektif yang terus menjadi ancaman signifikan bagi individu maupun organisasi di seluruh dunia. Berbeda dengan serangan teknis yang mengincar celah pada software atau hardware, phishing memanfaatkan kelemahan manusia melalui rekayasa sosial. Tujuan utamanya adalah menipu korban agar secara sukarela memberikan informasi sensitif seperti kredensial login, nomor kartu kredit, atau data pribadi lainnya, atau membuat mereka mengunduh dan menjalankan malware. Dari sudut pandang penyerang (dan ethical hacker yang mensimulasikannya untuk pertahanan), serangan phishing dimulai dengan tahap perencanaan yang cermat, di mana pelaku memilih target, menentukan identitas palsu yang akan digunakan (misalnya, bank, layanan online populer, atau bahkan atasan korban), dan merancang pesan yang meyakinkan secara emosional atau mendesak untuk memicu respons cepat dari calon korban.
Setelah skenario dan identitas palsu disiapkan, pelaku phishing melancarkan serangannya dengan mengirimkan pesan penipuan dalam skala besar, paling sering melalui email, tetapi juga melalui SMS (smishing) atau telepon (vishing). Pesan-pesan ini didesain menyerupai komunikasi asli dari entitas yang dipercaya, lengkap dengan logo dan gaya bahasa yang meyakinkan. Konten pesan biasanya akan menciptakan rasa urgensi ("Akun Anda diblokir!", "Ada aktivitas mencurigakan!", "Anda memenangkan hadiah!"), atau ketakutan ("Tagihan Anda menunggak!", "Anda harus segera melakukan ini atau data Anda dihapus!"), untuk mendorong korban bertindak tanpa berpikir panjang. Pesan tersebut akan berisi tautan yang mengarahkan korban ke situs web palsu yang dibuat semirip mungkin dengan situs asli untuk mencuri kredensial yang dimasukkan, atau meminta korban mengunduh lampiran berbahaya yang berisi malware.
Menghadapi ancaman phishing yang semakin canggih memerlukan kewaspadaan tinggi dan pemahaman mendalam tentang taktik pelaku. Langkah pertama dalam menghindarinya adalah selalu skeptis terhadap pesan yang meminta informasi pribadi atau mendesak Anda untuk mengklik tautan atau mengunduh lampiran. Periksa alamat email pengirim secara teliti, seringkali ada perbedaan kecil yang menandakan penipuan. Jangan pernah mengklik tautan secara langsung; arahkan kursor mouse ke atas tautan (tanpa mengklik) untuk melihat alamat URL sebenarnya apakah sesuai dengan yang diklaim. Verifikasi keaslian permintaan melalui saluran komunikasi yang terpisah dan resmi (misalnya, hubungi bank Anda menggunakan nomor telepon di situs web resmi mereka, bukan dari email yang mencurigakan). Mengaktifkan autentikasi multifaktor (MFA) pada akun-akun penting dan menggunakan solusi keamanan (antivirus, anti-spam) juga menjadi lapisan pertahanan krusial terhadap serangan phishing yang terus berevolusi ini.