Sandboxing adalah salah satu teknik keamanan yang digunakan untuk mengisolasi proses atau aplikasi agar tidak dapat memengaruhi sistem utama jika terjadi pelanggaran keamanan. Dalam konteks aplikasi web, sandboxing berperan penting dalam mengendalikan eksekusi kode yang berasal dari sumber tak terpercaya, seperti input pengguna atau skrip dari pihak ketiga. Dengan membatasi hak akses dan lingkungan tempat kode tersebut berjalan, potensi serangan seperti remote code execution, privilege escalation, dan cross-site scripting dapat diminimalisir secara signifikan.
Dalam implementasinya, sandboxing dapat dilakukan menggunakan berbagai metode seperti containerization (contohnya Docker), virtualisasi ringan, atau sandbox pada browser yang mengatur bagaimana halaman web dapat mengakses sumber daya sistem. Aplikasi web modern juga sering menggunakan sandboxing pada layanan mikro (microservices) untuk menghindari dampak berantai jika satu komponen mengalami kompromi. Hal ini memungkinkan pengembang dan tim keamanan untuk membangun sistem yang lebih tangguh, karena setiap komponen hanya dapat beroperasi dalam batasan yang telah ditentukan, tanpa akses penuh ke sistem secara keseluruhan.
Bagi praktisi ethical hacking dan pengembang aplikasi, pemahaman mendalam tentang sandboxing menjadi aset penting dalam membangun pertahanan proaktif terhadap serangan siber. Penetration tester pun sering menguji efektivitas sandboxing dengan mencoba melarikan diri dari lingkungan terisolasi (sandbox escape) untuk mengidentifikasi kelemahan dalam penerapannya. Dengan menggabungkan sandboxing ke dalam pipeline pengembangan dan strategi keamanan, organisasi dapat meningkatkan postur keamanan aplikasi web mereka secara signifikan, sekaligus mengurangi risiko eksposur terhadap serangan yang kompleks dan bertarget.