Mengenal Ragam Olahan Tempe dan Tahu Khas Nusantara

Komentar ยท 37 Tampilan

Lebih dari sekadar lauk pauk sehari-hari, keduanya menjelma menjadi beragam hidangan khas yang mencerminkan kreativitas dan kearifan lokal di berbagai penjuru Indonesia.

Tempe merupakan makanan asli Indonesia yang lahir dari proses fermentasi biji kedelai menggunakan kapang Rhizopus. Proses ini tidak hanya mengubah tekstur kedelai menjadi padat dan kompak, tetapi juga meningkatkan kandungan nutrisinya serta menghasilkan cita rasa dan aroma yang khas, sedikit gurih dengan sentuhan rasa kacang. Keberadaannya tercatat dalam Serat Centhini yang ditulis pada abad ke-19, menandakan usianya yang sudah ratusan tahun dalam khazanah kuliner Jawa dan Indonesia pada umumnya.

Ragam olahan tempe di Nusantara begitu kaya, menunjukkan betapa fleksibelnya bahan makanan ini:

  • Tempe Goreng Biasa dan Tepung: Olahan paling mendasar, di mana tempe digoreng begitu saja dengan sedikit garam, atau dibalut adonan tepung berbumbu untuk tekstur yang lebih renyah.
  • Tempe Mendoan (Banyumas, Jawa Tengah): Tempe tipis yang dilapisi adonan tepung berbumbu kunyit dan daun bawang, lalu digoreng setengah matang sehingga teksturnya lembut dan sedikit basah. Disajikan hangat dengan cabai rawit atau sambal kecap.
  • Tempe Bacem (Jawa Tengah & Yogyakarta): Tempe yang direbus dengan air kelapa, gula merah, bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan daun salam hingga bumbu meresap. Menghasilkan rasa manis legit dan gurih yang khas. Seringkali digoreng sebentar sebelum disajikan.
  • Orek Tempe: Potongan tempe kecil yang dimasak dengan bumbu bawang, cabai, lengkuas, daun salam, dan kecap manis. Ada versi basah yang sedikit berkuah dan versi kering yang lebih tahan lama.
  • Tempe Penyet (Jawa Timur): Tempe goreng yang kemudian dipenyet atau ditekan di atas cobek berisi sambal terasi atau sambal bawang pedas.
  • Mendol Tempe (Malang, Jawa Timur): Terbuat dari tempe yang dikukus lalu dihaluskan bersama bumbu kencur, bawang, cabai, dan daun jeruk, kemudian dibentuk lonjong pipih dan digoreng. Ada juga varian yang menggunakan tempe yang hampir jadi (tempe semangit).
  • Sambal Tumpang (Kediri & Solo): Sambal unik yang menggunakan tempe semangit (tempe yang difermentasi lebih lanjut hingga aromanya tajam) sebagai bahan utamanya, dimasak dengan santan dan bumbu rempah.
  • Keripik Tempe (Malang & Bandung): Irisan tempe super tipis yang digoreng hingga renyah, seringkali dibumbui atau dilapisi tepung.
  • Botok Tempe (Jawa Timur & Jawa Tengah): Tempe yang dipotong kecil-kecil, dicampur dengan kelapa parut muda, teri, petai cina (lamtoro), dan bumbu, kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus.
  • Tempe Balado (Padang, Sumatera Barat): Potongan tempe goreng yang dimasak dengan bumbu balado khas Minang yang pedas menggigit.
  • Jadah Tempe (Kaliurang, Yogyakarta): Kombinasi unik antara jadah (olahan ketan gurih) yang disajikan dengan tempe bacem. Konon merupakan kudapan favorit Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Tahu: Kelembutan dari Tiongkok yang Membumi di Nusantara

Berbeda dengan tempe, tahu (tofu) berasal dari Tiongkok dan diperkenalkan ke Indonesia oleh para imigran Tionghoa. Tahu terbuat dari endapan perasan biji kedelai yang telah mengalami koagulasi. Teksturnya yang lembut dan kemampuannya menyerap bumbu menjadikannya bahan yang sangat digemari dan diolah menjadi berbagai hidangan lezat di seluruh Nusantara.

Berikut adalah sebagian kecil dari kekayaan olahan tahu khas Indonesia:

  • Tahu Goreng: Sama seperti tempe, tahu goreng adalah olahan paling dasar dan populer, bisa dinikmati begitu saja atau dengan cocolan sambal.
  • Tahu Sumedang (Sumedang, Jawa Barat): Tahu yang terkenal dengan bagian luarnya yang renyah garing dan bagian dalamnya yang lembut kopong. Nikmat disantap hangat dengan cabai rawit atau lontong.
  • Tahu Gejrot (Cirebon, Jawa Barat): Potongan tahu goreng kopong yang disiram dengan kuah cair bercita rasa asam, manis, dan pedas dari campuran gula merah, asam jawa, bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit yang diulek kasar.
  • Tahu Tek (Surabaya, Jawa Timur): Terdiri dari tahu goreng setengah matang, lontong, kentang goreng, tauge, dan kadang telur dadar, yang disiram dengan saus kacang petis yang khas. Dinamakan "tek" dari bunyi gunting pedagang saat memotong tahu.
  • Tahu Campur (Lamongan, Jawa Timur): Hidangan berkuah kaya rempah yang berisi tahu goreng, daging sapi kenyal, perkedel singkong (lentho), tauge, selada, dan mi kuning, disiram kuah petis yang gurih.
  • Tahu Gimbal (Semarang, Jawa Tengah): Potongan tahu goreng, lontong, irisan kol, tauge, dan gimbal (bakwan udang), disiram dengan bumbu kacang kental yang sedikit berbeda dari saus pecel.
  • Kupat Tahu (Magelang, Solo, dan daerah lain di Jawa): Variasi hidangan ini cukup banyak, namun umumnya terdiri dari ketupat (kupat), tahu goreng, tauge, kol, dan disiram dengan kuah kacang yang encer atau kuah berbumbu kecap dan bawang putih.
  • Tahu Pletok (Tegal, Jawa Tengah): Tahu kuning atau tahu pong yang diisi adonan aci (tepung tapioka) berbumbu, kemudian digoreng hingga bagian luar tahu dan acinya garing. Disajikan dengan sambal kecap.
  • Tahu Acar (Solo, Jawa Tengah): Potongan tahu goreng yang disajikan dengan mi kuning, tauge, irisan kol, tomat, dan kacang tanah goreng, lalu disiram dengan kuah segar bercita rasa asam manis dari cuka, gula jawa, dan cabai.
  • Pepes Tahu: Tahu yang dilumatkan, dicampur dengan bumbu bawang, kemangi, cabai, dan terkadang telur, kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus atau dipanggang.
  • Tahu Bacem (Jawa Tengah & Yogyakarta): Mirip dengan tempe bacem, tahu juga sering diolah dengan bumbu bacem yang manis dan gurih.
  • Tahu Walik (Banyuwangi & berbagai daerah): Tahu pong yang dibalik bagian dalamnya keluar, kemudian diisi dengan adonan aci atau daging cincang, lalu digoreng hingga renyah.

Ragam olahan tempe dan tahu di Nusantara tidak hanya menunjukkan kekayaan bahan dan bumbu, tetapi juga mencerminkan akulturasi budaya dan kreativitas masyarakat Indonesia. Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam mengolah dua bahan sederhana ini menjadi hidangan istimewa dengan cita rasa yang unik, mulai dari gurih, manis, pedas, hingga asam segar.

Keberadaan tempe dan tahu yang telah mendarah daging dalam pola konsumsi masyarakat Indonesia juga menunjukkan nilai gizi dan keterjangkauannya. Keduanya merupakan sumber protein nabati yang baik dan mudah diolah menjadi berbagai hidangan lezat untuk keluarga. Mengenal ragam olahannya adalah bagian dari upaya menghargai warisan kuliner bangsa yang luar biasa.

Kesimpulan

Tempe, sang fermentasi ajaib asli Nusantara, dan tahu, adaptasi brilian yang telah menyatu dengan lidah Indonesia, adalah bukti nyata betapa dua bahan dasar sederhana mampu menjelma menjadi kanvas bagi kreativitas kuliner bangsa.

Komentar