Soto Lamongan: Menyelami Kelezatan Soto Khas Jawa Timur yang Melegenda

Reacties · 110 Uitzichten

hidangan berkuah kuning kaya rempah dengan taburan koya yang khas, telah lama menjadi salah satu ikon kuliner Indonesia yang paling digemari.

Sejarah Soto Lamongan diperkirakan telah melalui proses yang panjang, menggabungkan berbagai pengaruh budaya. Konon, hidangan ini mulai populer sekitar tahun 1980-an hingga 1990-an. Beberapa sumber menyebutkan bahwa soto ini berakar dari kuliner peranakan Tionghoa yang kemudian berakulturasi dengan tradisi kuliner Jawa. Ada pula yang mengaitkan asal-usulnya dengan juru masak Sunan Giri, salah satu Wali Songo, yang berasal dari Lamongan. Keberadaan makam keramat leluhur di Dusun Kebontengah, Lamongan, yaitu Buyut Bakal, yang dipercaya sebagai tokoh pembuka dusun dan juru masak Sunan Giri, juga disebut berpengaruh dalam pengembangan Soto Lamongan. Pengaruh Belanda pun diduga turut andil dalam teknik pengolahan dan penyajiannya.

Awalnya, soto ini dijajakan secara berkeliling kampung dengan dipikul, sebelum akhirnya banyak dijual di warung-warung tenda hingga restoran. Kini, Soto Lamongan telah menyebar ke berbagai penjuru Indonesia dan menjadi salah satu mata pencaharian utama bagi banyak warga Lamongan yang merantau.

Ciri Khas yang Membedakan

Keunikan Soto Lamongan terletak pada beberapa elemen kunci yang membedakannya dari jenis soto lainnya di Indonesia:

  • Kuah Kuning Bening Berempah: Kuah Soto Lamongan memiliki warna kuning khas yang berasal dari penggunaan kunyit. Kaldu ayam kampung yang gurih berpadu dengan racikan bumbu rempah seperti jahe, serai, lengkuas, daun jeruk, dan kemiri, menghasilkan cita rasa yang segar dan kaya. Beberapa resep bahkan menyebutkan penggunaan ikan bandeng yang direbus bersama kuah untuk menambah rasa gurih.
  • Taburan Koya yang Ikonik: Inilah ciri khas utama Soto Lamongan yang paling dikenal. Koya adalah bubuk gurih yang terbuat dari kerupuk udang yang dihaluskan bersama bawang putih goreng. Taburan koya di atas soto tidak hanya menambah cita rasa gurih yang lebih mendalam, tetapi juga memberikan tekstur yang sedikit kental pada kuahnya.
  • Suwiran Ayam Kampung: Soto Lamongan umumnya menggunakan ayam kampung yang direbus hingga empuk, kemudian digoreng sebentar dan disuwir-suwir atau diiris tipis. Tekstur daging ayam kampung yang padat dan tidak mudah hancur dianggap ideal untuk hidangan ini.
  • Pelengkap yang Beragam: Semangkuk Soto Lamongan biasanya disajikan dengan soun (bihun), irisan kol, potongan tomat, dan irisan telur rebus. Terkadang ditambahkan juga tauge dan daun seledri.
  • Penyajian Khas Pedagang: Penjual Soto Lamongan seringkali memiliki gerobak atau warung dengan desain yang khas, terkadang dengan rak bumbu yang dibuat miring sehingga semua bahan terlihat. Spanduk warung Soto Lamongan juga memiliki ciri khas tersendiri yang mudah dikenali.

Proses Pembuatan yang Penuh Cita Rasa

Pembuatan Soto Lamongan melibatkan beberapa tahapan:

  1. Perebusan Kaldu: Ayam kampung direbus hingga matang dan empuk untuk menghasilkan kaldu yang gurih.
  2. Penyiapan Bumbu Halus: Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, jahe, dan ketumbar dihaluskan.
  3. Menumis Bumbu: Bumbu halus ditumis bersama serai, lengkuas, dan daun jeruk hingga harum dan matang.
  4. Memasak Kuah Soto: Tumisan bumbu dimasukkan ke dalam kaldu ayam, kemudian dimasak hingga mendidih dan bumbu meresap. Garam dan gula ditambahkan untuk menyeimbangkan rasa.
  5. Penyajian: Ayam yang telah direbus kemudian digoreng sebentar lalu disuwir-suwir. Soto disajikan dalam mangkuk dengan urutan soun, irisan kol, suwiran ayam, irisan tomat, dan telur rebus, lalu disiram dengan kuah soto panas. Terakhir, ditaburi dengan koya, bawang goreng, dan daun seledri. Jeruk nipis dan sambal biasanya disajikan sebagai pelengkap untuk menambah kesegaran dan rasa pedas sesuai selera.

Kesimpulan

Soto Lamongan bukan hanya sekadar hidangan lezat pengisi perut. Ia telah menjadi bagian dari kekayaan budaya kuliner Indonesia dan simbol keramahan masyarakat Lamongan. Keberadaannya yang meluas di seluruh nusantara menunjukkan betapa hidangan ini telah diterima dan dicintai oleh berbagai kalangan. Bahkan, saking populernya, Lamongan kerap dijuluki sebagai "Kota Soto".

Reacties